Blogger news

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 04 Desember 2011

Duta Jilbab Indonesia

Isobel


Foto: Toar A. Sapada

White Shoes menghibur Makassar



Me & White Shoes And The Couple Company

Mekar Desember

Senin, 04 Juli 2011

Dewi Bulan Turun Di Makassar


Seorang lelaki paruh baya berperawakan tinggi dan besar berjalan sangat cepat saat melintas di depan Kampung Buku. Sesekali ia menundukkan kepala seperti tak ingin terusik dengan keramaian di sekitarnya. Lelaki itu mengenakan baju koko berwarna putih dan sarung coklat bermotif garis kotak-kotak. Di atas kepalanya bertengger kopiah bundar yang juga berwarna putih serupa kopiah haji. Sementara di pundaknya melintang kain sorban. Ketika adzan magrib berkumandang, ia pun semakin mempercepat langkahnya tak ingin terlambat tiba di masjid. Di ujung simpang tepat di depan kantor Lurah Pandang, jalan berbelok ke kiri dan perlahan sosoknya hilang di balik bangunan.
Saya, Anchu, dan Piyo tengah asyik menyaksikan video SKJ 88 sembari tertawa cekikikan. SKJ 88 dalam video tersebut diperagakan oleh seorang gadis Jepang dengan raut wajah yang sangat polos seperti sedang diperalat. Ia tidak sedang berpakaian senam ataupun pakaian olahraga; melainkan berpakaian kantor dengan rok selutut. Piyo dan Anchu tak henti mengomentari video tersebut sembari mengenang masa-masa muda mereka di sekolah dulu. Saya sendiri semakin tak bisa menahan tawa menyaksikan dua orang lelaki yang melintas dalam video tersebut tampak kebingungan memikirkan apa yang sedang dilakukan gadis Jepang itu.
Seusai tayangan video SKJ 88, Anchu yang bertindak sebagai operator mengganti tontonan dengan tayangan video belajar shalat. Kami bertiga menyaksikannya dengan saksama sambil tersenyum. Video ini dikemas dalam bentuk kartun dengan dituntun narasi penjelasan tata cara dan bacaan. Di tengah-tengah penayangan tiba-tiba saja seseorang berteriak di belakang kami.
“Bagus itu!, Bagus!”.
Sontak kami pun terkaget dan berbalik. Rupanya lelaki paruh baya itu imam masjid Al-Haq BTN CV. Dewi yang belakangan saya ketahui. Sedari tadi ia sudah berdiri di belakang kami dan ikut menyaksikan tayangan video belajar shalat tersebut.
“Bagus ini di’ untuk anak-anak! Cepatki pintar ka ada penjelasan gerakan sama bacaannya! Bagus begini diputar duluan sebelum main filmnya, sebagai selingan toh, supaya belajar tong itu anak-anak”. Komentarnya penuh sumringah.
Anchu lantas beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Pak Imam. Ia menanyakan kegiatan apa yang sedang dilaksanakan. Anchu kemudian memberikan pemaparan singkat tentang program. Tak lama setelah mereka melakukan diskusi, Pak Imam memohon pamit. Itulah kali pertama Pak Imam menyapa kami dengan senyum sumringah setelah hampir tiga tahun Kampung Buku bermukim di Kompleks BTN CV. Dewi. Nama ini adalah nama tenar Kompleks Panakkukang Indah, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Makassar.
Pada bulan kedua ini, malam minggu pada pekan kedua Mei, tepat purnama sempurna, gerobak bioskop Dewi Bulan akan menayangkan film Ibunda, film karya Teguh Karya. Saat malam semakin meninggi, penonton pun semakin ramai. Kentongan gerobak bakso miliki Mas Gondrong yang setiap malam berkeliling di kompleks ini seolah menjadi penanda memanggil orang-orang untuk datang. Karpet biru yang digelar di halaman Kampung Buku dipenuhi segerombolan anak kecil yang tengah asyik menyaksikan video Unyil yang ditayangkan sebagai pengantar sebelum film utama dimulai.
Pegelaran Gerobak Bioskop merupakan buah inisiatif dari ruangrupa di Jakarta. ruangrupa merupakan artist’ inisiative yang didirikan tahun 2000 oleh kelompok seniman di Jakarta. Organisasi nirlaba yang mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian dan penerbitan jurnal. ruangrupa membuat program pegelaran grobak bioskop dan menyaring sepuluh kota di seluruh Indonesia. Makassar sendiri merupakan salah satu kota yang terpilih untuk diselenggarakannya program ini dan menjadi kota yang pertama tempat pegelaran diselenggarakan. Ruangrupa menjalin hubungan kerja sama dengan Tanahindie dan Kampung Buku. Tanahindie menjadi lembaga mitra kerja untuk menyelenggarakan gerobak bioskop di Kota Makassar. Sementara Kampung Buku disepakati untuk menjadi tempat pegelarannya mengingat Kampung Buku sendiri merupakan salah satu ruang publik yang menjadi tempat mengakses bahan bacaan.
Kampung Buku berfungsi sebagai perpustakaan umum dimana setiap orang boleh datang membaca secara gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun. Terkecuali jika pembaca ingin meminjam buku yang ingin ia baca, barulah dikenakan biaya peminjaman. Buku-buku tersebut dapat dipinjam jika sekiranya pembaca telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan Kampung Buku. Perpustakaan yang tergolong sederhana ini memiliki sejumlah bahan bacaan yang cukup untuk menjadi penunjang kegiatan akademik. Maka tak mengherankan jika Kampung Buku banyak dikunjungi oleh para mahasiswa yang datang mencari referensi untuk tugas-tugas kuliah mereka bahkan untuk penggarapan skripsi sekalipun.
Selain perpustakaan umum, Kampung Buku sendiri merupakan sebuah agensi yang bertanggung jawab atas pendistribusi seluruh buku-buku yang diterbitkan Penerbit Ininnawa. Tidak hanya itu, beberapa penerbit lain yang menjadi mitra kerja seperti Insist Press, serta beberapa penerbit yang berada di luar Makassar dan ingin memasarkan buku-buku terbitannya maka menyerahkan pengelolaannya ke Kampung Buku. Kampung Buku ini didirikan oleh Penerbit Ininnawa sebenarnya adalah untuk menyelamatkan penjualan buku-buku Ininnawa yang habis disantap diskon besar oleh para raksasa toko buku di Makassar.
Tanahindie adalah ruang mandiri yang didirikan sejak 1999 di Makassar, yang menggalakkan program berbasis seni dalam pengertian seluas-luasnya, dalam bentuk pameran, penulisan, penelitian, dan penerbitan. Sejauh ini, Tanahindie mengerjakan pembuatan sampul setiap buku-buku terbitan Ininnawa. Tanahindie bukanlah bagian dari payung Komunitas Ininnawa. Ia merupakan mitra kerja yang mengurusi segala keperluan berorientasi seni yang dibutuhkan oleh Ininnawa. Para pustakawan dan pengelola Kampung Buku adalah para awak Tanahindie.
Ruangrupa sendiri sebagai pencetus program memfasilitasi kegiatan ini dengan seperangkat alat-alat pemutaran berupa sebuah screen layar, sebuah proyektor, sebuah laptop untuk memutar sekaligus dengan sebuah hardisk yang berisi film-film yang akan diputar. Tidak hanya itu, ruangrupa juga menyediakan sepasang mini sound untuk mendukung lancarnya program gerobak bioskop ini.
Gelaran gerobak bioskop di Makassar diberi nama Dewi Bulan. Nama ‘Dewi Bulan; adalah buah ide dari Jimpe, sang punggawa Penerbit Ininnawa sekaligus roda penggerak Tanahindie. Menurut pemaparannya, Dewi sendiri diambil dari nama salah satu nama bioskop yang pernah ada dan terkenal di Makassar. Seiring maraknya pembangunan serta kemajuan kota ditambah lagi kemacetan perekonomian, akhirnya bioskop Dewi pun gulung tikar dan hilang sama sekali. Mungkin sebagian besar generasi muda baru di Makassar tidak mengenal ataupun tahu kalau Bioskop Dewi itu pernah ada. Alasan lain yang menyempurnakan sekaligus menguatkan adalah secara kebetulan tempat pelaksanaan gerobak bioskop ini diselenggarakan di BTN CV. Dewi. Olehnya itu ia memilih Dewi. Untuk Bulan sendiri, ia mengatakan bahwa bioskop ini akan kita putar sebulan sekali dan pada saat bulan purnama. Sesederhana itulah nama Dewi Bulan disandangkan untuk pegelaran gerobak bioskop di Makassar.
Saya sendiri bertindak sebagai manager program yang ditunjuk langsung oleh Jimpe setelah mempertimbangkan beberapa nama yang lain. Pada mulanya Jimpe akan mempercayakan program ini kepada Mansyur Rahim. Mengingat Anchu (sapaan akrabnya) mempunyai kesibukan lain di luar kota maka ia pun mengurungkan niatnya. Beberapa alasan mengapa sebelumnya Jimpe mengajukan Anchu untuk menangani program adalah karena ia telah memiliki pengalaman dalam hal pegelaran layar tancap. Anchu pernah menangani SOLATA (Sorot Layar Tamalanrea) yang cukup lama melakukan kegiatan putar film di Makassar. Waktu itu ketika Komunitas Ininnawa masih bertempat di Jalan Perintis Kemerdekaan, sekisar enam kilometer utara Kampung Buku sekarang. Bahkan para pengelola SOLATA pernah dipercayakan untuk kegiatan Europe On Screen.
Dewi Bulan resmi melakukan peluncuran kegiatan pada 22 April 2011. Mirwan Andan yang merupakan eksekutor gerobak bioskop dari ruangrupa menawarkan agar pemutaran perdana diselenggarakan pada Minggu malam tanggal 23 April 2011. Namun pada saat yang bersamaan pementasan teater I Lagaligo juga sedang berlangsung di Makassar. Akhirnya keputusan untuk penyelenggaraan launching Dewi Bulan ini disepakati pada tanggal 22 April 2011.
Persiapan launching dilakukan selama dua hari sejak tanggal ditetapkan. Saya dan teman-teman panitia yang lain mulai bekerja terutama melakukan publikasi. Media internet menjadi sarana paling mutakhir untuk melakukan pekerjaan ini. Layanan sms juga tak luput dieksekusi untuk mengajak semua teman-teman yang terdaftar dalam phone book agar datang ke acara ini.
Sejak sore panitia mulai sibuk mengurusi persiapan teknis, mulai dari pemasangan screen, setting proyektor hingga menata kursi-kursi tempat duduk para undangan. Selepas shalat magrib, semua perangkat telah terpasang. Acara akan dimulai pada pukul 20.00. Sambil menunggu para tamu yang datang, panitia menayangkan beberapa video pendek sebagai pengantar. Acara terlambat kurang lebih setengah jam dari jadwal yang sudah ditetapkan. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 20.30, acara pun dimulai.
Saya membuka acara dengan memberikan pemaparan singkat program gerobak bioskop Dewi Bulan. Kemudian dilanjutkan oleh Jimpe yang menjelaskan hubungan kerjasama Tanahindie dengan ruangrupa dalam penyelenggaraan program ini. Setelah itu barulah Mirwan Andan, sang eksekutor gerobak bioskop dari ruangrupa memberikan pemaparan tentang apa dan mengapa gerobak bioskop ini mereka buat. Para penonton cukup menikmati jalannya penjelasan ketika Andan memberikan gambaran tentang ruangrupa dan apa yang telah mereka kerjakan.
Jalannya acara semakin menarik saat Andan mulai memberikan penjelasan tentang program OK Video, karya-karya dalam komplikasi 10 tahun seni video Indonesia 2000 – 2010 ruangrupa. Pada beberapa judul film yang diperlihatkan seperti sinema elektronik ataupun azab perempuan cantik dan pacarnya membuat para penonton tertawa cekikikan menyaksikannya. Namun di beberapa film lain seperti kumpulan foto yang dibuat film, ataupun undang-undang anti globalisasi yang dibuat lagu menjadikan mereka tampak lebih serius menontonnya. Proses ini cukup menguras banyak waktu sebab cukup banyak referensi film yang diperlihatkan sehingga pemutaran film utama menjadi terlambat. Beberapa penonton yang terlihat mulai bosan berpindah tempat duduk ke area belakang.
Malam semakin meninggi dan sampailah kita pada akhir acara. Sebagai film pamungkas, untuk launching gerobak bioskop Dewi Bulan adalah film Nagabonar yang diperankan oleh Dedy Mizwar bersama Nurul Arifin. Film ini sedikit membawa kita ke era masa lalu dimana penjajahan masih berlangsung di Indonesia dan bagaimana rakyat Indonesia mempertahankan negerinya, tanah leluhur tempat mereka dilahirkan. Film ini dikemas dalam bentuk komedi dan cukup menghibur para penonton Dewi Bulan.

PADA DASAWARSA 1970–1980-an, marketing perusahaan-perusahaan jamu dan rokok bertualang menembus permukiman masyarakat di pelosok Nusantara untuk menggelar layar tancap. Ketika mobil penyelenggara tiba di satu daerah tertentu maka para penduduk pun kegirangan seperti menyambut pahlawan perang yang baru pulang. Anak-anak berlarian di belakang mobil berebut pamflet film yang akan ditayangkan. Biasanya, sebelum dan pada saat acara berlangsung, pihak perusahaan jamu atau rokok menggelar barang dagangannya. Mereka terus berpromosi mengajak para penonton untuk membeli.
Pegelaran layar tancap pada saat itu tak luput diisi dengan penayangan pesan-pesan pembangunan dari pemerintah sebagai pengantar sebelum film ditayangkan. Biasanya pesan pembangunan tersebut berisi program BKKBN atau reboisasi. Fenomena ini fenoman khas di masa Orde Baru.
Layar tancap tidak hanya bertindak sebagai hiburan semata yang datang dan pergi begitu saja. Ia tinggal dan melekat menjadi sebuah hiburan baru bagi masyarakat. Seperti yang terjadi di daerah Pacitan, Jawa Timur. Hiburan layar tancap diadopsi menjadi permainan baru oleh anak-anak. Mereka menamainya permainan Beskop-Beskopan. Permainan ini merupakan versi konvensional dari wayang kulit. Mereka membuat pola dari kertas karton dan digunting untuk membentuk karakter yang akan dimainkan, sementara layarnya mereka buat dari kain bekas atau sarung bekas. Untuk memainkan karakter, mereka mengikatnya pada sebuah benang panjang yang melintang. Karakter tersebut kemudian ditarik-tarik oleh ‘ki dalang’ dari balik layar dengan diterangi lampu minyak.
Pegelaran layar tancap gerobak bioskop Dewi bulan memberikan efek positif bagi Kampung Buku dan sekitarnya. Di depan perpustakaan ini terdapat dua buah bangunan kos-kosan putri. Kos-kosan ini tergolong mewah. Fasilitasnya lengkap mulai dari kulkas, tempat tidur, lemari, AC, hingga laundry pakaian. Kos-kosan ini banyak dihuni oleh orang-orang yang bekerja kantoran dan mahasiswa. Menariknya, sejak sore hingga tengah malam, anak-anak muda kompleks CV. Dewi ini selalu mengendarai motor mereka dengan kecepatan tinggi setiap melintasi daerah depan kos-kosan tersebut. Bagi anak-anak kecil yang masih bau kencur juga tak mau kalah dengan ikut melajukan sepeda sembari mengumandangkan lengkingan suara bocah mereka. Entah apa maksud dan tujuan dari tindakan mereka, mencari perhatian, ingin dipuji, mau eksis, entahlah. Yang pasti dengan diselenggarakanya layar tancap di Kampung Buku, laju kendaraan di jalur ini perlahan mulai melambat. Tak terlewatkan juga, setiap kali pegelaran gerobak bioskop Dewi Bulan ini diselenggarakan, para penghuni kos-kosan tersebut juga ikut memeriahkan jalannya acara dengan menonton dari lantai dua bangunan hunian mereka.

Rabu, 01 Juni 2011

Stop Pencekalan!


[Cekal dicekal, Kritik beda pendapat.....Kami juga punya tanggung jawab.......kalian gak perlu curiga......musyawarah mufakat.....musyawarah untuk mufakat]

Waktu itu masih sebulan lagi, beredar desas-desus dikalangan teman-teman Slankers bahwa Slank akan konser di Makassar. Saya tidak tau pasti kapan acara itu dilaksanakan, seingat saya ada beberapa tanggal yang disebutkan oleh teman-teman, tapi kami menyambutnya dengan sangat gembira dan antusias. Setiap waktu ngumpul, teman-teman slankers mulai membicarakan tentang bagaimana-bagaimananya seputar kedatangan slank nanti. Bahkan dari pengurus Makassar Slankers Club sendiri sudah menyusun [secara kasar] strategi untuk menyambut kedatangan Slank nanti.

Ketika itu malam minggu, ini adalah hari ngumpulnya anak-anak Makassar Motor Slankers [MMS]. Saya sendiri adalah anggota dari organisasi ini. Kami berkumpul di jalan H. Bau. Di jalan inilah tempat kediaman mantan orang nomor dua di Indonesia bapak Jusuf Kalla. Diujung jalan ini terdapat simpang tiga. Jalur yang membelok ke kiri menuju jalan Rajawali. Sedangkan jalur yang membelok ke kanan adalah jalan menuju pantai Losari. Salah satu aset pariwisata yang memiliki keindahan panorama sunset kota Daeng. Diujung jalan H. Bau inilah tepat didepan kantor berita Metro TV tempat kami selalu berkumpul tiap malam minggunya. Disini ada banyak club motor di Makassar yang selalu berkumpul. Mulai dari jalan H. Bau, sepanjang pantai Losari hingga depan benteng Rotterdam, lalu berbelok ke jalan Ahmad Yani dan Jalan Jendral Sudirman.

Hari ngumpul kali ini banyak Slankers yang datang. Mereka datang untuk mencari informasi kepastian rencana kedatangan slank ke Makassar. Waktu itu juga beberapa pengurus Makassar Slankers Club bahkan ketuanya sendiri Abd. Gaffar datang. Beliau memberikan penjelasan panjang lebar kepada para Slankers yang hadir. “jadi Slank akan konser di Makassar nanti tanggal 12 Februari 2010. Pihak pulau biru telah menghubungi saya untuk kepastiannya. Tetapi saya belum bertemu dengan pihak panitia. Yang jelasnya waktu itu bunda bilang kalau nanti ada penjemputan [dari para Slankers], tidak usah dilarang. Biarkan saja. Di Makassar penyambutan itu sudah tradisi [pernyataan ini ditujukan kepada pihak panitia, namun disampaikan juga kepada pengurus MSC oleh Bunda Iffeth] . Begitu kata bunda.” Ungkap Gaffar penuh semangat. Mendengar penjelasan sang ketua, seperti pemain timnas yang dijanjikan bonus besar, para Slankers langsung bersorak sorai menyambut gembira sambil memberikan tepuk tangan yang meriah.

Ketika itu kira-kira seminggu lebih lagi sebelum slank datang di Makassar, pihak panitia mengkonfirmasi kepada Pengurus MSC tentang masalah perizinan konser Slank di Makassar. Katanya pihak kepolisian enggan untuk memberikan izin lantaran sebelum-sebelumnya pegelaran konser Slank berujung ricuh. Selain itu para Slankers juga katanya susah di atur. Makanya kepolisian tidak memberikan izin. Kepada panitia, polisi mengarahkan mereka untuk menghubungi penanggung jawab Slankers di Makassar.
Mendengar pengaduan panitia tentang hal tersebut, pengurus Makassar Slankers Club menerimanya dengan tangan terbuka. Ketua MSC bersama Wakil Bidadari Penyelamat [BP] Andika sebagai perwakian Slankers langsung bergerak menuju Polwiltabes Makassar. Mereka berdua datang bermaksud memberikan jaminan keamanan kepada kepolisian berdasarkan pengaduan panitia. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan mengurus perizinan konser kali ini. Andika dan Gaffar harus dipimpong kiri-kanan, dari meja satu ke meja lainnya untuk bernego agar pihak kepolisian betul-betul yakin dan bisa menerima jaminan keamanan dari pengurus MSC. Alhasil, usaha merekapun berhasil dengan melahirkan beberapa catatan anatara lain:

1. Para Slankers harus bertanda tangan pada surat pernyataan tentang penjaminan keamanan
konser.
2. Berhubung konser Slank kali ini indoor, maka pada saat konser berlangsung, pihak panitia dilarang
memasang Screen diluar gedung tempat kegiatan. Dikhawatirkan akan meluapnya kekecewaan para
slankers yang tidak bisa masuk yang nantinya akan merusak aset – aset disekitar tempat kegiatan.

Menurut pernyataan ketua MSC, sebelumnya, pembicaraan dengan pihak panitia telah disepakati bahwa pada saat konser berlangsung nanti, akan ada Screen besar dipasang diluar gedung agar Slankers yang tidak bisa masuk bisa menyaksikan penampilan idolanya dari luar. Namun karena keputusan dari pihak kepolisian yang sama sekali tidak mengizinkan rencana tersebut maka akhirnya dibatalkan.

Gaffar selaku ketua langsung mengkonfirmasi kepada teman-teman Slankers tentang batalnya rencana pemasangan scree tersebut. Kekecewanpun berbenam diwajah para Slankers yang hadir pada saat itu sebab mereka gagal untuk menyaksikan idola mereka tampil meskipun hanya dari luar gedung tempat konser.

Namun tiba-tiba angin segar berhembus ditengah-tengah suasana rapat yang sangat pengap itu. Panitia bersama pengurus MSC menyepakati bahwa berhubung karena rencana awal pemasangan screen batal, maka panitia memberikan sedikit kelonggaran dengan membuat satu item acara yakni jumpa Fans. Untuk acara ini, panitia menyerahkan seluruh pengelolaan acara kepada pengurus MSC.

Kala itu waktu sudah minus lima hari. Pengurus langsung bergerak cepat mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk acara nanti. Berdasarkan rencana yang sudah dibicarakan, acara jumpa Fans diselenggarakan di Benteng Rotterdam dengan rangkaian acara tari penyambutan dan “rampa’ gendang”. Setelah itu barulah Slank diminta membawakan beberapa lagunya untuk menghibur para slankersnya.

Untuk konser kali ini harga tiket Rp.200.000. ini merupakan nilai nominal yang cukup tinggi untuk ukuran para Slankers. Pihak pengurus telah melakukan beberapa kali pembicaraan secara persuasive dengan pihak panitia penyelenggara agar harga tiketnya bisa di turunkan. Namun usaha ini berujung gagal sebab panitia pun tak mau ambil resiko mengenai kerugian. Makanya panitia dan pengurus membuat acara jumpa fans agar bisa mengurangi kekecewaan para Slankers sehingga tidak terjadi hal-hal yang membuat acara konser Slank di Makassar ini gagal.

Pada konser kali ini pihak penyelenggara bersama Makassar Slankers Club bekerja keras untuk menjaga keamanan pertunjukan. Ini disebabkan karena setahun terakhir ini konser Slank banyak dicekal. Alasannya sangatlah sederhana. Karena para slankers tidak bisa diatur dan suka membuat keributan ketika konser berlangsung. Sungguh sebuah alasan yang sangat klise. Makanya MSC dalam cakupannya penanggung jawan region Makassar berusaha semaksimal mungkin untuk mensosialisasikan keamanan kepada segenap anggota Makassar Slankers Club. Hal ini tentu saja diharapkan bahwa Makassar adalah contoh penyelenggaraan konser Slank yang berjalan damai, aman dan tertib. Dan ini akan menjadi bahan pertimbangan kepada pihak pemberi izin untuk konser-konser selanjutnya bahwa konser slank aman dan terkendali.

Memasuki minus empat hari kegiatan, salah seorang slankers mengirimkan sebuah pesan pendek kepada management pulau biru yang berisi sebuah ancaman gangguan keamanan pada saat konser Slank nanti di Makassar. Bunda Iffeth Sidharta sebagai penanggung jawab langsung mengkonfirmasi pesan singkat tersebut kepada Gaffar ketua MSC. Setelah mendapat informasi tersebut, malam harinya, pengurus bersama BP dan MMS melakukan rapat tertutup disekretariat membahas masalah tersebut. Beberapa Slankers yang ikut hadir dalam rapat tersebut tampak geram mendengarnya hingga sumpah serapahpun mengaum dari mulut mereka. Pengurus dan teman-teman slankers yang lain berusaha mencari tahu siapa dalang dibalik ini dan akhirnya bisa dibuktikan. Setelah itu barulah kami mengkonfirmasi ke Bunda Iffeth bahwa semuanya sudah berjalan dengan lancar.

Namun yang paling sangat disayangkan oleh teman-teman Slankers terlebih lagi pengurus dan jajarannya adalah berantakannya semua rencana yang telah dirancang sedemikian rupa. Rencana untuk acara jumpa Fans di Benteng Rotterdam terpaksa harus di batalkan sebab Bunda Iffeth Sidharta menginstruksikan agar acara jumpa fansnya dilaksanakan di Cruzzy Café. Kebetulan pemilik café tersebut masih ada hubungan keluarga dengan Bunda. Teman-teman Slankers hanya bisa menerimanya dengan lapang dada sebab ini instruksi langsung dari pusat. Teman-teman Slankers hanya berfkir positifnya saja, mungkin bunda tidak mau mengambil resiko untuk ini dan para slankerspun bisa memakluminya.

Penjemputan Slank 11 Februari 2010


Hari ini Makassar cukup cerah ditengah musim penghujan. Hiruk pikuk kendaraan dijalan merayakan suasana pagi. Waktu menunjukkan pukul 08.00. Robin datang ke kamar saya membangunkan, “woi bangunko, tidak mauko pergi menjemput kah?, Slank datang ini hari!”. Saya lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu kami langsung berangkat ke secretariat Makassar Slankers Club. Disanalah tempat kami semua para Slankers berkumpul sebelum melakukan konvoi penjemputan Slank ke Bandar Udara Hasanuddin. Ketika saya sampai, teman-teman Slankers belum banyak yang datang. Digerbang depan tampak beberapa orang berpakaian orange tua. Kelihatan orang-orang itu asyik bersenda gurau satu sama lainnya. Mereka adalah teman-teman dari Bidadari Penyelamat [BP]. Tugas mereka adalah mengawal Slank sejak datang hingga Slank meninggalkan Makassar. Tugas BP sangatlah berat sebab mereka harus mengamankan keadaan sebelum konser , saat konser berlangsung, dan pada saat acara selesai. Kemanapun Slank pergi mereka selalu siaga. Sering para Slankers tidak memahami posisi BP ketika bekerja sehingga kadang terjadi kesalahpahaman hingga menimbulkan percekcokan diantara BP dan Slankers. Padahal mereka sebenarnya tak menginginkan seperti itu. Pada dasarnya Slankers sendiripun tak bisa disalahkan dalam hal ini sebab harfiahnya Slankers itu adalah fans fanatik Slank. Maka wajarlah kalau mereka ingin bertemu atau berfoto dengan idolanya [ini sebuah contoh kasus]. Namun terkadang luapan keinginan Slankers tersebut dengan statusnya sebagai Fans terlalu berlebihan sehingga mengganggu kenyamanan dari Slank itu sendiri. Maka tugas BP sudah selayaknyalah menegur atau lebih kepada memberikan pengamanan kepada Slank itu sendiri.

Pada konser Slank kali ini saya bersama rekan saya Iebe kebagian tugas untuk meliput kegiatan mulai dari penjemputan hingga konser berakhir. Itulah sebabnya kami diberi jaminan full access oleh BP. Kami berdua saling membagi tugas. Iebe yang meliput dalam bentuk rekaman foto dan saya meliput dalam bentuk rekaman video. “Bondan, mauko minum kopi?”, Tawar Irtha, salah seorang Slanky yang juga menjabat sebagai bendahara dalam struktur pengurus inti Makassar Slankers Club. Saya langsung mengiakannya sembari mengambil gambar suasana sebelum pawai konvoi dimulai. Ditepi jalan tempat para Slankers memarkir motornya, Robin tampak mulai sibuk mengumpulkan satu-persatu anggotanya untuk menjelaskan ulang skema pawai konvoi nanti. Ini adalah kali ketiga Makassar Motor Slankers dipercayakan oleh Pengurus MSC untuk menjadi Koordinator Lapangan [Korlap]. Robin sebagai ketua menerima tawaran tersebut setelah sebelumnya mengadakan rapat tertutup dengan anggota MMS. Saya tengah asyik menyeruput kopi hangat sembari menikmati sebatang rokok. Diluar rombongan Slankers semakin bertambah.

Dari jam tangan saya waktu sudah berada pada pukul 10.20. satu persatu para Slankers mulai memadati area jalan dibagian depan skretariat. Banyak Slankers yang membawa bendera bergambar Slank. Ada juga yang memakai syall dan Scraft yang juga bergambar Sama. Dipojokan sebuah motor scooter berwarn pink terparkir. Dikaca depannya bertuliskan Slank. Scooter unik ini milik Acha, salah seorang Slankers yang menjadi pemimpin regu pada penjemputan kali ini. Didalam skretariat para BP yang baru berdatangan segera mengganti pakaian mereka dengan kostum kerajaan berwarna orange. Saya dan iebe masih saja sibuk mengambil gambar suasana sebelum konvoi.

Robin mulai mengambil Toa, ia lalu menginstruksikan kepada para Slankers untuk segera bersiap-siap. Motor-motor disusun secara teratur. Acha bersama Scooter uniknya langsung mengambil posisi didepan. Para anggota MMS yang lain mengambil posisinya masing-masing sembari mengontrol para Slankers agar susunan pawai konvoinya teratur. BP tampak sibuk mengawal Slankers. Dentuman suara kenalpot dari motor memekikkan telinga. Ketika semua sudah tersusun rapi, Gaffar memberikan sedikit pengarahan kepada para Slankers agar pada saat pawai konvoi nanti tidak ada yang kebut-kebutan atau mengganggu pengguna jalan yang lain. “kita harus menunjukkan kalau Slankers itu bukan biang rusuh dan selalu cinta damai”. Terang Gaffar dalam instruksinya. Beberapa saat kemudian, ketika suara Sirinei dibunyikan, pawai konvoipun dimulai. Dentuman suara kendaraan semakin memekikkan telinga.
Dari depan secretariat, jalur konvoi berbelok ke Jalan Kakaktua hingga sampai di Jalan Veteran. Pada Perempatan Traffic light rute berbelok ke kanan dan ketika sampai pada bundaran diujung jalan Veteran peserta konvoi berbelok kekiri menyusuri pasar Pabaeng-baeng. Sempat terjadi kemacetan didepan pasar tapi tidak terlalu memakan banyak waktu. Sepanjang pawai konvoi, anggota MMS tampak sibuk mengatur para Sankers yang terkadang keluar dari jalur konvoi. Pada saat peserta berbelok di jalan pettarani, mereka berhenti didepan hotel Clarion untuk mengatur kembali posisi mereka yang sempat terbongkar setelah melewati macet di area pasar Pabaeng-baeng tadi. Noe mengambil Toa dan langsung memberikan arahan kepada para Slankers. Para Slankerspun menyambut arahan tersebut dengan mengatur kembali posisinya. Hampir lima belas menit waktu yang digunakan untuk merepikan kembali posisi. Setelah itu barulah perjalanan dilanjutkan. Peserta pawai kini meyusuri jalur Pettrani. Jalan ini cukup panjang. Setelah sampai pada Traffic light Jembatan Fly Over, Rute mengarah ke Kanan memasuki jalan Urip Sumoharjo. Sepanjang jalan para Slankers terus bersorak sorai meluapkan kegembiraannya. Mereka menjadi pusat perhatian para pengguna jalan yang lainnya. “anak slankers ngaseng inie, ada tawwa slank datang. Pergi ngaseng na jemput”. Kutipan ini adalah ungkapan salah seorang tukang becak yang menyaksikan acara pawai konvoi tersebut ketika saya tengah asyik mengambil gambar.

Setelah melewati jalan Urip Sumoharjo, selanjutnya memasuki jalan Perintis Kemerdekaan. Para slankers tampak memperagakan aksinya diatas motor. Ada yang berdiri sambil mengibar-ngibarkan bendera slank, ada yang membuka baju dan bernyanyi-nyanyi, dan berbagai macam atraksi unik lainnya. Semua itu tak lain adalah luapan kegembiraan mereka. Setelah menyusuri jalan Perintis Kemerdekaan, para peserta konvoi tiba pada Taffic light perbatasan Makassar – Maros. Selanjutnya rute berbelok ke kanan memasuki jalur bandara Hasanuddin. Pada saat tiba di bandara para Slankers langsung diarahkan oleh petugas untuk memarkir kendaraan mereka pada tempat yang telah disediakan. Peserta konvoipun menjalankan instruksi petugas bandara. Ini tentu saja menjadikan suasana menjadi tertib dan damai.

Diatas sebuah taman hijau pada sisi sebelah kiri bandara Hasanuddin, para Slankers berkumpul membentuk sebuah lingkaran. Gaffar mengambil Toa lalu kembali mengingatkan para Slankers agar pada saat perjalanan pulang nanti jangan ada yang ugal-ugalan dijalan. “Semuanya harus tetap tertib seperti pada saat kita menuju bandara”. Jelas Gaffar. Hampir satu jam kami menunggu. Setelah mendengar penjelasan para peserta tampak berfoto-foto mengabadikan moment indanya dengan latar belakang Bandara. Kemudian merekapun segera merapat ke depan pintu kedatangan. Di area kosong sebelah kanan pintu kedatangan, BP berkumpul membicarakan lagi strategi pengawalan mereka ketika slank datang nanti.

Ketika papan informasi menunjukkan bahwa pesawat Lion air yang di tumpangi Slank telah tiba, para Bidadari Penyelamat langsung bersiap-siap dan mengambil posisinya masing-masing. Mbak Shanti keluar lebih dulu bertemu BP untuk membicarakan bagaiman teknis pengamanannya. Setelah berdiskusi beberapa menit, barulah mbak Shanti masuk kedalam dan keluar lagi bersama rombongan Slank antara lain Bunda Iffeth, Iwan Bunaken beserta Crew lainnya. Anggota BP langsung membuat pagar mengelilingi mereka. Para Slankers semakin merapat. Ketika BP mulai menginstruksikan kepada para Slankers untuk memberi kelonggaran dan membuka jalan, merekapun menurut. Alhasil, semuanya berjalan lancar, aman, tertib dan damai.

Rombongan Slank oleh BP diarahkan langsung menuju mobil yang telah disediakan oleh pihak panitia. Toyota Alphard hitam telah terparkir dijalur lambat depan bandara. Personel Slank langsung masuk kedalam mobil. Ada dua mobil yang disediakan. Yang satunya disediakan untuk bunda Iffeth dan crew Slank yang lain. Ketika Slank dan rombongannya telah naik semua kedalam mobil, para Slankers langsung berhamburan ke parkiran mengambil motor lalu mengatur posisi. Anggota MMS yang mengatur para slankers terus menginstruksikan untuk menjaga ketertiban dalam perjalanan nanti. Setelah itu merekapun langsung mengambil posisinya masing-masing.

Mobil rombongan Slank berada didepan dikawal dua polisi dengan motor patroli. Disekelilingnya rombongan Bidadari penyelamat mengawal. Di belakang barisan BP, formasi MMS membentuk pagar barikade motor. Tugasnya untuk menahan Slankers agar jangan sampai mendekati mobil yang ditumpangi Rombongan Slank. Strategi inipun cukup efektif. Terbukti sepanjang acara konvoi mengantar Slank sampai ke hotel hampir tak satupun Slankers yang bisa mendekat. Peran MMS dibarisan kedua bisa dikatakan berhasil. Sesampainya dihotel Clarion tempat Slank menginp, oleh petugas keamanan para slankers diarahkan ke tempat parkir yang telah disediakan. Gaffar langsug memberikan instruksi kepada para Slankers untuk tidak mendekati pintu masuk hotel. Selanjutnya sehabis memberikan instruksi, barulah para Slankers diarahkan ke Cruzzy Café untuk berkumpul sebab disana nanti akan dilaksanakan acara jumpa Fans.

Cruzzy Café…….Jumpa Fans Slank dan Slankers

Setelah berisitirahat sejenak, rombongan slank oleh panitia diajak untuk makan direstoran bahari. Salah satu restoran yang menyajikan masakan khas Makassar. Sepulang dari restoran Bahari, rombongan Slank langsung menuju Cruzzy Café. Disanalah acara jumpa fans diselenggarakan. Ketika saya sampai, para slankers telah memadati area jalan dibagian depan café. Anggota MMS kembali memberi instruksi untuk memarkir dengan rapi setiap kendaraan agar pengguna jalan yang yang tidak terganggu.

Tiga puluh menit kemudian, pintu pagar café dibuka dan para Slankers dihimbau untuk masuk secara tertib kedalam café dan langsung berkumpul sambil duduk melantai. Dari wajah mereka penat dan lelah bercampur jadi satu dalam lautan kegembiraan. Sebab inilah satu-satunya acara untuk melepas dahaga mereka dengan bertemu idola. Harga penjualan tiket untuk konser terlampau mahal. Banyak Slankers yang tidak mampu membelinya. Diharapkan acara jumpa fans ini dapat mengurangi kekecewaan para slankers sehingga tujuan awal untuk menjaga keamanan dan ketertiban dapat tercapai.

Satu jam lebih telah berlalu. Rombongan Slank tiba dilokasi dan langsung masuk kedalam ruangan yang telah disediakan pemilik café untuk bersilaturahmi. Mereka saling berjabat tangan satu sama lainnya. Maklum, pemilik café ini masih ada hubungan darah dengan Bunda Iffeth. Tak pelak mereka berpeluk-pelukan melepas rindu sambil berkangen-kangenan. Slank mengambil posisi duduk di Sofa pojokan sebelah kiri. Mereka tampak bersantai-santai saja. Kaka dan Ivan duduk sambil mengangkat kaki naik keatas sofa. Jemarinya tampak sibuk mempermainkan tombol-tombol handphone di tangannya. Bimbim tengah asyik berdiskusi dengan keluarganya yang lain. Ridho dan Abdee tampak tertawa cekikikan.

Dimeja telah dihidangkan berbagai macam makanan. hampir semua makanan khas Makassar. Ada parede, otak-otak dan lain sebagainya. Selain itu beraeka ragam kue-kue mulai dari kue kukus hingga pudding semua tersaji diatas meja. Ketika tuan rumah mempersilahkan mereka untuk menyantap makanan, kaka langsung mengambil piring kecil dan sendok lalau membelah agar-agar yang lumuri pudding beraroma pandan. Bimbim dan ivan meledeki kaka yang tampak terlalu serius menyantap makanannya. Bunda Iffeth tertawa menyaksikan ulah anak-anak didiknya itu.

Diluar Slankers mulai berteriak riuh memanggil Slank. Mereka sudah tidak sabar menyaksikan penampilan idolanya itu. Salah seorang Slanky memberitahukan kepada bunda kalau acara sudah akan dimulai. Setelah itu barulah bunda keluar menghampiri para Slankers kemudian memberikan sambutan sepatah – dua kata. Slankers menyambut kedatangan bunda dengan tepuk tangan riuh nan meriah. Kegembiraan menyeruak dari wajah mereka. Ada bersiul-siul, ada juga yang sedikit usil terus memanggil-manggil Slank sembari bunda berbicara didepan.

“kita sangat bersyukur akhirnya Slank bisa konser di Makassar. Kita berharap konser kali ini bisa berjalan aman dan tertib agar kedepannya konser Slank tidak dicekal lagi yah”. Ucap bunda dengan nada penuh harap. Master Of Ceremoney yang memimpin jalannya acara mulai mengajak para Slankers untuk memanggil Slank bersama-sama. Tidak lama kemudian, bimbim muncul disusul ivan, Abdee, Ridho dan Kaka. Mereka langsung dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan. Sebelum Slank tampil membawakan lagu-lagu mereka untuk menghibur Slankers yang sedari tadi telah menunggu, terlebih dahulu dilaksanakan acara tiup lilin sebab kedatangan Slank kali ini bertepatan dengan hari ulang tahun Makassar Slankers Club. Irtha datang membawa kue ulang tahun. Para personel Slank berkumpul membentuk lingkaran sembari menyanyikan lagu Happy Birthday lalu bersama-sama meniup lilin diatas kue Ulang tahun tersebut. Para Slankers lalu bertepuk tangan meriah.

Setelah acara tiup lilin berlangsung, dilanjutkan dengan acara pembagian kaos khas Makassar kepada Slank. Para Slankers bersorak sorai menyuruh Slank untuk mengenakan pakaian tersebut. Merekapun menuruti tuntutan penggemarnya tersebut. Kaka tampak menggulung lengan bajunya hingga keatas pundak.

“assalamu alaikum Makassar, untuk silaturahmi hari ini mari kita buka dengan lagu…. Disini…tempat cari senang, salah tempat kalau kau cari uang, disini orang-orang penuh kreativitas, tempat orang-orang yang survive, disini bukan anak-anak malas, tempatnya para pekerja keras, disini bukan anak-anak manja sedikit kerja, banyak mintanya”. Kaka membuka lagu dengan Mars Slankers. Seperti kejatuhan durian runtuh, para Slankers mulai bernyanyi mengikuti irama lagu yang diamainkan Slank. Hamper semua Slankers menghafal lagu tersebut. Sebab lagu inilah yang menyatukan jiwa, hati dan pikiran mereka. Mars Slankers adalah lagu yang membakar semangat anak-anak slankers untuk terus berkreativitas dan berekspresi.

Kaka meminta Slankers untuk mereques lagu Selanjutnya setelah Mars Slankers selesai mengalun. Ada yang meminta SBY di nyanyikan, Tong Kosong, Maafkan, Solidaritas, Mawar Merah, Balikin Dan lain sebagainya. Lalu Slank pun menyanyikan lagu Balikin. Para Slankers terus bersorak sorai. Slankers yang berada dibelakang mulai merapat kedepan. BP membentuk pagar barikade untuk menahan Slankers yang terlalu maju kedepan. Tuga BP cukup rumit karena kali ini Slank tidak main diatas panggung, melainkan akustikan duduk diatas kursi tepat dihadapan Slankers. Maka jarak antara Slank dan Slankers hanya dibatasi oleh Sound Sistem dan barisan pagar BP.

Lagu keduapun telah selesai. MC pun menutup acara. Namun para Slankers kembali berkoar-koar meminta Slank untuk menyanyikan satu lagu lagi. Para Personel Slank tampak merasa nyaman dengan suasana jumpa Fans kali ini. Merekapun tak mau beranjak dari tempat duduk. Kaka mengangkat tangan member kode kepada yang lain untuk satu lagu lagi. Bimbim mulai menghantam Jimbenya. Ridho menyusulnya dengan petikan melodi-melodi indah. Abdee membalas irama Ridho. Sementara Ivanka disisi sebelah kiri personel menyeimbangkan tempo permainan dengan pentolan bass nya. “pliss, jangan membohongi, karena kutak pernah mendua, Alunan lagu Pliss mengudara lembut menyegarkan suasana hati para Slankers di Cruzzy Café. Lagu ini merupakan Soundtrack film Get Merried 2 Besutan Sutradara Hanung Brahmantio. Slank dan Sankers Bernyanyi bersama. Serasa tiket yang harganya mencapai 200.000 tersebut mulai tak terpikirkan. Penampilan Slank hari ini telah membayar rasa kangen fans fanatiknya setelah hampir setahun Slank tidak pernah manggung lagi di Makassar. Kemudian acara foto bareng bersama Slank digelar. BP mengatur para Slankers yang akan berfoto. “sekali berfoto langsung sepuluh orang yah” tegas Noe yang menjadi penanggung jawab BP kali ini. Suasana terlihat sedikit kacau sebab para Slankers langsung berhamburan kedepan. Namun berkat usaha kerja keras BP, sesi ini pun berjalan aman, damai dan tertib.

Hari mulai beranjak sore. Setelah Slank tampil, Gaffar memberikan instruksi kepada para Slankers untuk membantu pihak café dalam hal menjaga kebersihan. Para Slankers bersama-sama memungut sampah yang berada dalam kawasan café. Sebuah inisiatif baik yang ditunjukkan oleh para anak-anak Slankers. Setelah itu barulah mereka meninggalkan tempat kegiatan. Para Slankers keluar secara beriringan tanpa ada yang berdesak-desakan. Dibatin mereka terpancar kelegaan dan kepuasan.

Sehabis acara jumpa fans bersama Slankers di Cruzzy Café, Slank beristirahat sejenak lalu bergerak menuju Tribun Timur. Slank mendapat undangan untuk datang kesana. BP terus bertugas mengawal Slank. Strategi mereka dibagi menjadi dua. Sebagian mengawal Slank ke Tribun dan sebagiannya lagi Stand by di Hotel tempat Slank menginap. Saya dan beberapa Slankers yang lain masih tetap tinggal. Pihak café telah menyediakan makanan dan kami menyantapnya bersama-sama. Maklumlah setelah bekerja seharian perut mulai terasa lapar. Sembari makan, beberapa teman yang lain mereview kembali cerita saat Slank tampil. Mereka menertawai tingkah-tingkah aneh para Slankers yang terlalu berlebihan. Setelah itu barulah kami pulang kerumah masing-masing.

Jumpa Pers at D’Liquid………..


Saya tidak tau kalau hari ini ada jumpa pers Slank di Liquid. Saya datang kehotel sekadar untuk menyaksikan check Sound oleh Jaddah sebelum konser sebentar malam. Di loby hotel teman-teman wartawan yang lain tengah berkumpul. Barulah saya ketahui kalau sore ini sebelum check Sound terlebih dahulu dilaksanakan acara jumpa pers. Saya langsung menuju D’Liquid untuk mengikuti acara tersebut.

Acar kemudian dibuka oleh MC. Didepan, telah duduk mbak Ida sebagai ketua Event Organiser konser kali ini. Kemudian personel Slank dan beberapa dari pihak Sponsor. Teman-teman wartawan mulai melontarkan pertanyaan kepada para pembicara. Pertanyaan-pertanyaan yang keluar tak lain seputar pencekalan konser Slank. Beberapa yang lain mempertanyakan tentang album baru Slank yang akan diluncurkan. Ada juga yang mempertanyakan tentang album “Anthem for The Broken Hearted” yang kemarin rilis di negeri Paman Sam itu.

Acara jumpa pers hanya berlangsung empat puluh lima menit. Setelah itu acara dilanjutkan dengan foto bersama antara Slank dengan pihak Sponsor. Lalu para personel Slank bersantai-santai bersama beberapa Slankers yang hadir pada saat itu. BP tetap bertugas memastikan suasana berjalan aman dan terkendali. Ridho keluar lebih dahulu dari tempat acra. Kemudian menyusul Bunda Iffeth, Bimbim dan Kaka. Abdee dan Ivan naik keatas panggung mengecek peralatan. Tampak abdee mempermainkan bass milik ivan. Ivan dan beberapa BP yang lain menyaksikan aksi Abdee tersebut. Sesekali ia berhenti kemudian berdiskusi dengan ivan. Setelah itu barulah mereka kembali kekamar untuk beristirahat sebab sebentar malam mereka akan menggebrak panggung D’Liquid.